Share This Article
SSD adalah memori hard drive modern yang memiliki teknologi berbeda dari HDD. Oleh sebab itu, cara merawat SSD pun berbeda dengan hard drive lama lain. Anda tidak bisa melakukan cara-cara perawatan yang biasanya digunakan untuk HDD.
Jika dilihat dari perbandingan antara SSD dan HDD, Tentu SSD secara performa jauh lebih baik. Namun ini bukan berarti cara merawatnya lebih mudah. Anda justru harus lebih berhati-hati agar SSD tidak mengalami kerusakan atau pengurangan performa. Lalu, bagaimana cara merawat SSD yang benar? Berikut pembahasan selengkapnya
Cara Merawat SSD Agar Lebih Awet

Untuk menjaga kesehatan SSD, disarankan untuk tidak menyimpan file-file besar pada hardisk jenis ini. Karena ini akan membuat SSD melakukan aktivitas menulis yang sangat berat dan membuat lifetime-nya berkurang.
Idealnya, SSD hanya digunakan untuk operating system dalam proses booting dan proses-proses di dalamnya. Selain itu, juga untuk proses berat lain seperti bermain game, mengedit video, pemodelan, dan lain-lain. Sedangkan untuk penyimpanan, disarankan untuk menggunakan HDD saja.
Anda bisa mengakali ini dengan menggunakan cara hybrid, yakni menggunakan SSD untuk sistem, dan HDD khusus untuk penyimpanan. Cara ini sudah umum dipakai pada PC atau laptop masa kini.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cara merawat SSD sangat berbeda dengan HDD. Jika HDD butuh didefrag untuk merapikan struktur penyimpanan dan merawat cakram, maka SSD tidak membutuhkan ini, karena SSD memang tidak memiliki bagian cakram seperti HDD.
Melakukan defrag pada SSD hanya akan membuat SSD melakukan aktivitas menulis yang lebih sering dan lebih berat. Hal tersebut membuat masa pakai SSD menjadi berkurang dan performanya terancam menurun.
Itulah kenapa pada Windows 7 ke atas, secara default sudah menonaktifkan fitur defrag ketika perangkat sudah terdeteksi menggunakan SSD.
Pada SSD tipe NVMe, suhu adalah hal yang harus diperhatikan, karena SSD tipe ini memiliki kinerja yang sangat tinggi sebagai konsekuensi dari performa super cepat yang dimilikinya. Jika Anda menggunakan SSD tipe ini, pantau suhu dari SSD tersebut
Kalau bisa, tambahkan heatsink atau fan untuk menjaga suhu SSD tetap dingin, karena kebanyakan SSD NVMe memiliki batasan suhu agar dapat berjalan maksimal. Biasanya, batas suhunya adalah 80 derajat celcius. Jika melebihi suhu ini, SSD akan mengalami Throttling yang bisa menurunkan lifetime.
Akan tetapi jika Anda sudah menggunakan perangkat laptop atau PC terbaru, sudah terdapat heatsink bawaan yang sudah terintegrasi. SSD NVMe terbaru juga kebanyakan sudah menyematkan heatsink tambahan pada produk mereka.
Cara perawatan SSD tidak hanya dengan menambahkan heatsink atau kipas.
Bagi Anda pengguna PC, wajib memperhatikan sirkulasi udara pada casing PC agar SSD mendapatkan aliran udara segar sehingga suhu terjaga.
Untuk menjaga kesehatan SSD Anda harus melakukan maintenance SSD dengan membersihkan sampah SSD. Namun, sampah di sini bukan berarti sesuatu yang harus dibuang, melainkan hanya dipindahkan. Sebab, file ini adalah file temporary yang masih penting bagi komputer Anda.
Membersihkan sampah SSD ini harus dilakukan dengan memindahkan file temporary yang biasanya secara tidak sengaja tersimpan di SSD ke hard drive lain (HDD). Caranya adalah:
- Buka laptop atau PC, lalu masuk ke ‘Computer Properties’
- Pergi ke Advanced System Settings
- Klik tab Advanced
- Klik pilihan Environment Variables
Di bagian ini Anda akan menemukan semua file temporary yang ada. File ini memiliki ekstensi tmp atau temp. Pilih semua file yang berekstensi tersebut, lalu pindahkan ke folder lain. Pastikan folder tersebut berada di hard drive lain (bukan SSD).
Dengan dilakukannya maintenance SSD ini, hard drive Anda akan bebas dari file-file yang tidak penting yang berpotensi memberatkan kinerja dari SSD.
Selain membersihkan sampah SSD, Anda juga harus memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh SSD. Jangan sampai SSD bekerja terlalu keras agar tidak cepat rusak atau performanya turun.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, SSD adalah hard drive yang lebih cocok untuk booting dan proses-proses komputasi berat, bukan untuk penyimpanan yang notabene membutuhkan proses menulis yang berat.
Jika Anda hendak melakukan proses penyimpanan (menulis data), sebaiknya gunakan saja HDD. Pasalnya, proses ini tidak membutuhkan performa yang terlalu tinggi dan hanya menyimpan data statis saja.
Singkatnya, fokuskan SSD hanya pada sektor pemrosesan dan serahkan sebagian besar penyimpanan pada HDD.
Memberikan ruang kosong sebenarnya adalah tips menjaga SSD yang juga disarankan oleh masing-masing merk yang memproduksi SSD. Biasanya setiap merk memiliki rekomendasi ruang kosong yang berbeda-beda, mulai dari 10 GB hingga 30 GB.
Memberikan ruang kosong pada SSD bukannya tanpa tujuan. Dengan adanya ruang kosong yang luas, SSD akan berjalan semakin optimal karena pemerataan algoritma berjalan dengan baik. Dengan begitu, distribusi data pada NAND menjadi seimbang.
Semakin sedikit atau bahkan tidak adanya ruang kosong akan membuat SSD bekerja terlalu keras dan berakhir mengurangi usia dari SSD itu sendiri.
Sebagian besar SSD masa kini didesain untuk sistem operasi terbaru. Setidaknya jika Anda menggunakan Windows, gunakanlah Windows 7 ke atas. Untuk MacOs gunakan Mac OS X 10.6.6 atau yang paling baru. Linux gunakan Linux Kernel 2.6.33+ atau yang lebih baru.
Menggunakan sistem operasi yang lebih lama dari sistem operasi di atas akan membuat SSD tidak berjalan maksimal. Bahkan di sisi sistem operasi itu sendiri harus dimodifikasi agar dapat beradaptasi dengan hard drive yang sedang digunakan.
Sistem operasi versi terbaru biasanya sudah mendukung fitur TRIM untuk menjaga kesehatan hard drive. TRIM sendiri adalah fitur yang ditanamkan pada SSD untuk berkomunikasi dengan sistem operasi. Dengan TRIM, SSD dapat memberikan informasi kepada sistem operasi tentang blok yang sedang nonaktif.
Selanjutnya SSD akan secara otomatis melakukan pembersihan secara internal dan membuat dirinya bekerja secara normal kembali. Ini akan menjaga SSD tetap berjalan secara optimal dan efisien karena tidak ada disk yang digunakan sia-sia.
Tips menjaga SSD yang sering dilupakan adalah saat melakukan kloning. Kloning sendiri sering dilakukan pada saat keseluruhan data dari media satu ke lokasi memori lain. Proses ini akan meningkatkan proses menulis dari SSD secara masif.
Proses tersebut tentu akan berpotensi membuat performa SSD turun dan lifetime semakin pendek. Jika terpaksa melakukan proses ini, sebaiknya gunakan utility kloning khusus SSD, seperti O&O SSD Migration Kit, Paragon Migrate, dan lain-lain.
Walaupun sudah menggunakan teknologi tinggi, SSD masih sama seperti hard drive pada umumnya yang harus diperhatikan kesehatannya. Oleh karena itu, jika Anda baru atau sudah lama menjadi pengguna SSD, wajib mengetahui tips menjaga SSD agar tetap sehat dan tahan lama.